DUNIA SEX 69

Cerita Sex Terpopuler

Full width home advertisement

MEJAQQ.COM AGEN JUDI POKER DOMINOQQ BANDARQ ONLINE TERBESAR DI ASIA MEJAQQ
Rp.20.000

Post Page Advertisement [Top]


DUNIA SEX 69 - Namaku Shinta, aku berasal dari keluarga yang kaya raya karena ayahku bekerja di bidang export import. Aku memiliki banyak kawan di kampus dan kebanyakan dari mereka tergila-gila padaku. Bukan hanya karena kecantikanku saja namun karena beberapa dari mereka ingin merasakan hidup mewah sepertiku.

Namun hal tersebut berubah drastis ketika perusahaan milik ayahku mengalami bangkrut karena selisih mata uang Dolar dan rupiah begitu tinggi sehingga ayahku menanggung hutang ratusan juta rupiah pada rekanan bisnisnya. Karena tak kuat menanggung stress akibat tekanan, ayahku meninggal dunia karena Hipertensi akut. Rumah dan 2 mobil kami terpaksa dijual untuk melunasi hutang-hutang tersebut. Aku dan Ibuku akhirnya pindah ke rumah kontrakan dengan sisa uang yang ada untuk modal hidup. Hal ini merupakan pukulan berat bagiku, karena dari kecil aku sudah terbiasa hidup senang dan mewah tetapi aku berusaha untuk berdaptasi

Baca Juga : Aku Mendapatkan Oral Sex Saat Menyetir Mobilku

Dengan terpaksa sementara waktu aku hentikan dulu kuliahku karena aku harus kerja untuk menambah pendapatan. Dengan modal wajah yang cantik plus body yang putih mulus aku dapat diterima sebagai SALES PROMOTION GIRL di perusahaan otomotif ternama di Jakarta.

Di sini aku mempunyai kawan akrab sesama SPG bernama Indri, orangnya juga cantik dengan badan tinggi semampai seperti Peragawati. Kami berdua sangat dikenal oleh para karyawan karena selain ramah juga pintar memikat pelanggan agar membeli kendaraan mewah yang kami promosikan. Sebagian besar mereka adalah para pengusaha, apalagi dengan baju seragam ketat dan di padu dengan rok mini yang menampakkan keindahan kaki kami sampai keatas lutut menjadi daya tarik utama setiap stand pameran otomotif. Sebenarnya aku cukup risih juga dipandangi oleh para pembeli tetapi terpaksa kulupakan karena itulah cara kami menjual mobil mewah.

Diantara para SPG memang sering kudengar dari cerita Indri bahwa banyak diantaranya yang berlaku negatif yaitu selain mempromosikan barang otomotif juga bersedia diajak kencan oleh para pembeli. Indri pun mengakui bahwa dirinya juga pernah melakukanya untuk menambah penghasilan, tapi hanya pelanggan tertentu saja yang ia layani. Aku hanya geleng-geleng kepala mendengarnya karena selama ini aku tak berminat mencampuri urusan orang maka aku tak memperdulikannya, yang penting aku tidak terbawa oleh arus mereka. - Cerita Sex

Setelah beberapa bulan bekerja, musibah kedua menimpa kami lagi, Ibuku yg sudah tua mendadak kambuh lagi penyakit ginjalnya, kali ini lebih parah karena sudah lama tak kontrol kesehatan lagi. Menurut dokter ibuku harus segera menjalani operasi ginjal dalam minggu ini atau tak ada harapan lagi bila ditunda. Yg membuatku jadi pusing adalah masalah biayanya yang besar. Seluruh tabunganku yang ada hanya cukup untuk biaya rumah sakitnya saja sedang untuk operasinya masih butuh belasan juta rupiah. Hal ini aku ceritakan pula pada Indri kawan baikku siapa tahu dia dapat menolongku.

“Biaya operasi ibumu memang tinggi sekali, aku tak punya uang banyak untuk membantumu, tapi cobalah minta bantuan om Lamhok direktur perusahaan kita bekerja, karena dia pernah juga membantuku.” ujar Indri memberikan solusinya.

Om Lamhok memang direktur pemilik perusahaan otomotif tempatku bekerja, orangnya agak gemuk pendek, WNI keturunan, dan usianya 50-an, dengan pakaian yang selalu rapi dan necis. Sebenarnya aku paling tidak suka menjumpai orang ini, meskipun sudah tua tapi matanya selalu jelalatan bila melihat para SPG yang menggunakan seragam promosi yang ketat dan rok mini yang tinggi, bahkan dia pernah dengan sengaja meraba pahaku ketika berpapasan dengannya di ruang ganti pakaian tapi segera kutepis dan kutinggal pergi.

“Silahkan masuk!” terdengar suara dari balik pintu yg kuketuk.
“Eeh.. Shinta, silahkan duduk Shinta.” Tanpa ragu akupun duduk di kursi tamu yang berhadapan dengan meja kerja Om Lamhok yang mewah.

“Ada yang bisa kubantu?” tanya Om Lamhok sembari menatap nakal kearahku. Aku jadi agak gugup dan sedikit berkeringat. Tanpa membuang waktu aku ceritakan masalahku untuk meminjam uang untuk biaya operasi ibuku sebesar 20 juta rupiah. Sejenak kulihat Om Lamhok berdiam diri, tapi kulihat lagi dia tersenyum licik sembari menatap badanku dalam-dalam.

“Mhmmm.. Itu hal yang mudah, kamu bisa dapatkan uang itu tanpa harus meminjam kok.. Tapi harus ada imbalannya..“ kata Om Lamhok sembari berkedip nakal.

“Saya tidak mengerti, imbalan apa yang Om maksudkan ?” kataku agak serius.

“Begini, Om akan berikan uang sejumlah itu tanpa meminjam, tetapi sebagai imbalannya beri aku keperawananmu.” kata Om Lamhok singkat sembari tersenyum kurang ajar. Aku tertegun tidak percaya mendengar permintaannya, benar-benar tidak tau malu si tua ini, umpatku dalam hati.

“Aku tak bersedia!” kataku ketus sembari berdiri dan keluar dari kantornya.

“Aku menunggumu bila berubah pikiran Shinta!” selintas masih sempat kudengar suara Om Lamhok sebelum pergi. Dasar brengsek, kataku dalam hati lagi. Di rumah kutumpahkan semua kekesalanku dengan menangis sepuas-puasnya, sepertinya aku tak punya pilihan lagi, bila tak segera dioperasi ibuku akan meninggal tapi dipilihan lain aku harus menyerahkan keperawananku pada bandot licik yang mengincar keindahan badanku. Tidak ada cara lain untuk mendapatkan uang sebesar itu, demi kesembuhan ibuku ahirnya kuputuskan untuk menjumpai Om Lamhok lagi keesok harinya. Dgn memakai seragam SPG dan rok mini yang ketat, jam 10 pagi aku datangi lagi ruangan kantor Om Lamhok.

“Akhirnya kau datang juga Shinta cantik, apakah kau sudah siap melayaniku diranjang?” Om Lamhok tertawa penuh kemenangan. Aku hanya diam saja menerima ejekan itu.

“Baiklah, Om Lamhok bisa menikmati badanku setelah kupastikan ibuku di operasi hari ini.” jawabku dgn berat hati.

“Oke, No Problem,“ Om Lamhok menuliskan selembar cek dengan nominal sesuai yang ia janjikan kemarin kemudian didepanku dia menelpon rumah sakit untuk memastikan operasi hari ini. Segera aku masukan cek itu kedalam tas kecilku, aku memang membutuhkannya.

“Semuanya sudah beres, sekarang kau tepati janjimu nona cantik, mari ikut aku.” kata Om Lamhok sembari menggandengku keluar ruangan.

“Kali ini engkau menang!” kataqu dalam hati sembari mengikutinya masuk kedalam ke mobilnya. Om Lamhok ternyata membawaku ke sebuah hotel terkenal di Jakarta pusat. Sepertinya Om Lamhok sudah sering datang kemari, Setengah ketakutan aku melangkah masuk ke hotel tersebut. Debaran jantungku semakin kencang ketika Om Lamhok menggandengku menuju kamar VIP dilantai lima. Beberapa pasang mata pegawai hotel nampak menatap kami, mungkin aneh dipandang seorang perempuan muda cantik berjalan digandeng lelaki tua bangka menuju kamar hotel mereka pasti sudah tahu apa yang akan terjadi pada perempuan cantik itu. Ahh terlalu beruntung si tua ini dapat kuda tunggangan yang aduhai. Aku terpaku diam berdiri di depan pintu kamar 508 yang sudah dibuka Om Lamhok, rasanya aku ingin segera lari dari tempat ini.

“Ayo masuk Shinta. Kita selesaikan urusan kita.” kata Om Lamhok sembari menarik lenganku dan menutup pintu kamar Hotel. Begitu pintu terkunci Om Lamhok Langsung memelukku merapat ke tembok, rupanya napsunya sudah tak tertahankan lagi melihat kemulusan kulit badanku. Aku sedikit berontak ketika tangan Om Lamhok mulai meraba pahaku yang putih, Mataku melotot marah padanya. Hampir saja kutampar wajahnya yang klimis itu. - Cerita Seks

“Ingat perjanjian kita Shinta, keinginanmu sudah aku penuhi. Sekarang aku bebas menikmati keindahan badanmu!” kata Om Lamhok sembari kembali mengangkat rok miniku sehingga menampakan kemulusan pahaku lalu menjamahinya. Entah kemana keangkuhan dan kesombonganku selama ini, kali ini aku tak berdaya melawannya, aku memang sudah terikat perjanjian itu dan badanku saat ini adalah miliknya. Aku hanya bisa memejamkan mata ketika kurasakan tangan Om Lamhok mulai rajin menyusuri pahaku sampai kepangkal atas. Ah, rasanya aku ingin menangis saja tapi air mataku tidak keluar.

Suara napasku tak sanggup lagi kutahan ketika tangan Om Lamhok mulai menyusup ke dalam celana dalamku dan bermain disana. Om Lamhok tersenyum senang melihat aku tampak pasrah dalam pelukannya. Selama ini aku selalu angkuh bila didekatinya bahkan pernah mempermalukannya dihadapan para SPG yang lain. Setelah puas menjamahi selangkanganku, Om Lamhok lalu melepasku dan mengajakku berjalan kedalam ruang utama yg lebih luas. Sembari berjalan mengikutinya aku merapikan kembali rok miniku yang mulai acak-acakan akibat jamahan tangannya. Kulihat sebuah ranjang yang besar dan mewah di tengah ruangan ini.

 “Kamu tunggu disini dulu, aku mau minum Viagra biar bisa menjebol gawangmu.” kata Om Lamhok sembari berkedip nakal. Aku memalingkan muka pura-pura tidak mendengar perkataannya. Begitu Om Lamhok pergi, aku segera membuka tas kecilku, dari dalam tas itu kukeluarkan sebutir pil kontrasepsi yang sudah aku persiapkan dari rumah dan segera menelannya karena aku tak mau hamil akibat perbuatan Om Lamhok. Tampaknya Om Lamhok sudah biasa menyewa kamar hotel ini, tak berani kubayangkan sudah berapa banyak perempuan muda cantik yang sudah digarapnya diranjang itu. Kawanku, Indri yang cantik pun pernah cerita bahwa dirinya juga pernah digarap Om Lamhok disebuah kamar hotel bintang lima beberapa kali. Selera Om Lamhok cukup tinggi pada perempuan cantik. Aku meletakkan tasku diatas meja kecil ketika kulihat Om Lamhok yang berbadan gemuk pendek mendekatiku.

“Aku sudah siap menjebol perawanmu nona cantik.. He.. He.. He..” kata Om Lamhok sembari mulai memelukku, tangannya meraba buah dadaku yg membusung kencang. Aku tak mampu menghindar lagi ketika mulutnya dengan bernapsu melumat lumat bibir merahku. Perasaan geli, jijik dan takut bercampur menjadi satu. Tapi bandot ini memang sudah sangat berpengalaman menaklukkan wanita. Tangannya kini makin berani menyusup ke dalam baju ketat lengan pendek yang kupakai, terus bergerak menyusup kebalik BH ku, beberapa kancing bajuku lepas. Degup jantungku bertambah kencang dan napasku makin memburu ketika kurasakan tangan kasarnya mulai menggerayangi dadaku, apalagi jari-jarinya turut mempermainkan puting buah dadaku.

Aku hanya pasrah saja ketika Om Lamhok mulai menjamah tiap jengkal badanku, aku sudah terikat perjanjian. Sembari menyupangi leherku yang putih bersih tangannya mulai menaikkan rok mini yang kupakai sembari meraba-raba pahaku yg jenjang dan mulus. Satu-persatu kancing bajuku dipretelinya tanpa dapat kucegah sehingga BH-ku yang berwarna merah muda, belahan dada, dan perutku yang rata nampak jelas menantang. Tanganku tak mampu menutupinya lagi. Melihat buah dadaku yang kencang itu Om Lamhok makin bernafsu, dengan kasar BH itu dibukanya lepas dan menyembul lah buah dadaku yang putih mulus dengan puting buah dada berwarna merah.




“Wah.. Badanmu memang benar-benar mulus dan indah Shinta.. Sungguh beruntung aku dapat menikmatinya..” mata om Lamhok melotot memandangi buah dadaku. Secara reflek tanganku berusaha menutupi buah dadaku yang terbuka itu tetapi Om Lamhok yang sudah berpengalaman langsung menangkap kedua tanganku dan membentangkannya lebar-lebar. Mataku terpejam tak sanggup menahan malu, selama ini belum pernah ada laki-laki yang berani menjamahku karena aku sangat galak menjaganya, tapi kali ini aku tak berdaya menolaknya. Badanku mengelinjang-gelinjang menahan birahi karena cumbuan Om Lamhok pada dadaku, secara bergantian Om Lamhok menghisap-hisap kedua puting buah dadaku yang kenyal itu bagaikan bayi yang kehausan.

“Oohh.. Oohhhh.. Ooohhhhhh..” suara rintihanku tak dapat lagi kutahan. Bandot tua ini benar-benar pintar merangsangku. Kemaluanku mulai terasa basah dibuatnya. Perlahan kurasakan Om Lamhok mulai membuka resleting rok miniku dan melorotkannya kebawah, tak lama celana dalamku pun menyusul lepas sehingga badanku yang indah sudah tak tertutup selembar benang pun. Aku mengeluh pasrah ketika Om Lamhok mendorongku hingga jatuh terlentang diatas kasur. Sembari berjalan mendekat dia melepas pakaiannya satu persatu. Setelah dia membuka celana dalamnya tampak olehku kemaluannya yang sudah menegang dari tadi. Gila. Ternyata kemaluannya besar juga, aku tak berani menatapnya.

Dibentangkannya kedua belah pahaku di depan wajahnya. Tatapan matanya sangat mengerikan saat memandangi daerah selangkanganku yang ditumbuhi bulu-bulu halus, seolah-olah seperti monster lapar yang siap memangsaku. Om Lamhok membenamkan wajahnya pada selangkanganku, dengan penuh nafsu dia melahap dan menghisap-hisap kemaluanku yang sudah basah itu. Lidahnya dengan liar menjilati dinding kemaluan dan klitorisku. Aku terpekik pekik kecil dibuatnya, Bandot tua ini benar-benar ingin menikmati kecantikan badanku luar dalam. Perlakuannya sungguh membuat diriku serasa terbang, badanku menggelinjang-gelinjang geli diiringi erangan nikmat yang terpaksa. Sampai akhirnya kurasakan otot badanku mengejang dahsyat, aku mencapai orgasme pertamaku. Cairan kemaluanku tak dapat lagi kubendung.

“Sluurrpp.. Sluurpp.. Sshhrrpp..” demikian bunyinya ketika Om Lamhok menghisap sisa-sisa cairan kemaluanku.

“Cairan Orgasme perempuan perawan adalah resep awet mudaku selama ini..” kata Om Lamhok tersenyum puas.

“Luar biasa nikmatnya kemaluanmu, sekarang saatnya kau nikmati pula kemaluanku ini Shinta..” kata Om Lamhok sembari menyodorkan gagang kemaluannya yang tegang ke muka ku.

“Jangan.. Aku tidak mau!” kataku sembari berusaha menolak gagang kemaluannya tapi Om Lamhok mengancam dan terus memaksakan kemaluannya masuk ke mulutku sembari terus memaju-mundurkan kemaluannya di mulutku. Pada awalnya aku tetap menolak, namun dia menahan kepalaku hingga aku tak dapat melepaskannya. Terpaksa kuturuti pula kemauannya, kuhisap kuat-kuat kemaluannya hingga matanya merem melek kenikmatan. Harga diriku benar-benar jatuh saat ini, aku dipaksa melayaninya dengan Oral. Tak terasa sudah sekitar 15 menit aku mengoral Om Lamhok, Kemaluannya sudah semakin besar dan keras, dia mengakhirinya dengan menarik kepalaku.

“Sekarang saatnya aku pecahkan perawanmu Shinta..” kata Om Lamhok sembari menindih badanku dan membuka lebar-lebar kedua pahaku. Aku memejamkan mata menunggu detik-detik ketika kemaluannya menerobos kemaluanku. Menyadari kalau aku masih perawan, Om Lamhok tak hanya melebarkan kedua pahaku. Namun dengan jari jemari tangannya Om Lamhok kemudian membuka kedua bibir kemaluanku, kemudian dengan perlahan dipandunya gagang kemaluannya yang sudah tegang kearah lubang kemaluanku yang sudah terbuka. Setelah dirasa tepat, perlahan Om Lamhok pun menekan bokongnya kebawah.

“Auuw.. Akhh.. Auuww!” Aku memekik kesakitan sembari meronta ketika gagang kemaluan Om Lamhok mulai memasuki lubang kewanitaanku. Keringatku bercucuran membasahi badanku yang telanjang bulat. Keperawananku yg selama ini kujaga mulai ditembus oleh Om Lamhok tanpa sanggup kucegah lagi. Aku meronta ronta kesakitan. Om Lamhok yang sudah berpengalaman tak ingin serangannya gagal karena rontaanku segera tangannya menahan bokongku, lalu dengan cepat, ditekan bokongnya kembali kedepan sehingga separuh gagang kelakiannya pun amblas masuk kedalam kemaluanku.

“Aakkhhh!” Aku memekik kesakitan bersamaan dengan jebolnya keperawananku. Hancur sudah kehormatanku ditangan bandot tua itu. Sesaat aku masih meronta ronta pelan, namun karena pegangan kedua tangan Om Lamhok dibokongku sangat kuat hingga rontaanku tiada arti. Gagang kemaluan terus menerobos masuk mengkoyak koyak sisa sisa perawanku. Tangisanku mulai terdengar lirih diantara desah napas Om Lamhok yang penuh birahi. Badanku yang putih mulus kini tak berdaya dibawah himpitan tubuh Om Lamhok yang gendut. Sesaat Om Lamhok mendiamkan seluruh gagang kemaluannya terbenam membelah kemaluanku sampai menyentuh rahimku, perutku terasa mulas dibuatnya.

“Ha.. Ha.. Ha.. Tidak perlu menangis nona cantik, kau sudah kuperawani saat ini, lebih baik nikmati saja kemaluanku ini.” ejek Om Lamhok sembari mulai menggoyang bokongnya maju mundur perlahan. Kemaluan Om Lamhok kurasakan terlalu besar menusuk Kemaluanku yg masih sempit, setiap gesekan kemaluan Om Lamhok menimbulkan rasa nyeri yang membuatku merintih rintih, tetapi buat Om Lamhok terasa nikmat luar biasa karena Kemaluannya tercepit erat oleh kemaluanku yang masih rapat dan baru ditembus perawannya. Inilah nikmatnya makan perempuan perawan muda yang selama ini membuat Om Lamhok jadi ketagihan. - Cerita Bokep

Semakin lama gagang Kemaluan Om Lamhok Semakin lancar keluar masuk menggesek Kemaluanku karena cairan pelumas Kemaluanku mulai keluar secara alamiah, rasa sakit di kemaluanku semakin berkurang, rintihanku perlahan mulai hilang berganti dengan suara napas yang berirama dan terengah engah. Tua bangka ini ternyata memang pintar membangkitkan nafsuku. hisapan hisapan lidahnya pada putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Bagaimanapun juga aku adalah manusia normal yang juga punya nafsu birahi, sadar atau tak aku mulai terbawa nikmat oleh permainannya, tidak ada guna menolak. lebih baik kunikmati saja pemerkosaan ini.

“Ooooh.. Oooouugh.. Aahhmm.. Ssstthh!” erangan panjang keluar dari mulutku yang mungil. akhirnya aku biarkan diriku terbuai dan larut dalam goyangan birahi Om Lamhok. Aku memejamkan mata berusaha menikmati perasaan itu, kubayangkan yang sedang mencumbui badanku ini adalah lelaki muda idamanku. Kemaluannya kini mulai meluncur mulus sampai menyentuh rahimku. Aku mengerang setiap kali dia menyodokkan kemaluannya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati pemerkosaan ini, aku tak perduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Bandot tua yang sudah merenggut kehormatanku.

Darah perawanku kurasakan mulai mengalir keluar membasahi seprai dibawah bokongku. Rasa sakitku kini mulai hilang. Sembari bergoyang, bibirnya tak henti-hentinya melumat bibir dan pentil buah dadaku, tangannya pun rajin menjamahi tiap lekuk badanku sehingga membuatku menggeliat geliat kenikmatan.

Rintihan panjang akhirnya keluar lagi dari mulutku ketika mulai mencapai orgasme, sekujur badanku mengejang beberapa detik sebelum melemas kembali. Keringat bercucuran membasahi badanku yang polos itu sehingga kulitku yang putih bersih kelihatan mengkilat membuat Bandot itu semakin bernapsu menggumuliku. Birahi Om Lamhok semakin menggila melihat badanku yang begitu cantik dan mulus itu tergeletak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yang mungil itu menjepit dengan ketat gagang kemaluannya yang cukup besar itu. Sungguh ironi memang, perempuan muda secantik aku terpaksa mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dengan kekasihku, akan tetapi dengan orang asing yang sedang memperkosaku.

Tanpa memberiku kesempatan beristirahat Om Lamhok merubah posisinya. Badanku ditariknya duduk berhadapan muka sembari mengangkang pada pangkuannya. Dengan sekali tekan kemaluan Om Lamhok yang besar kembali menembus kemaluanku dan terjepit erat dalam liang kewanitaanku, sedangkan tangan kiri Om Lamhok memeluk pinggulku dan menariknya merapat pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti kemaluan Om Lamhok menerobos masuk ke dalam kemaluanku. Tangan kanan Om Lamhok memeluk punggungku dan menekannya rapat-rapat hingga kini pinggulku melekat kuat pada pinggul Om Lamhok .

“Ouughh.. Oohhh.. Ooohhhh..“Aku merintih halus ketika kurasakan gagang kemaluan Om Lamhok amblas seluruhnya hingga menyentuh rahimku. Rintihanku semakin keras saat Bandot itu mulai melumati buah dadaku sehingga menimbulkan perasaan geli yang amat sangat setiap kali lidahnya memyapu nyapu puting buah dadaku. Kepalaku mengadah lemas ke atas, pasrah dengan mata setengah terkatup menahan kenikmatan yang melanda badanku sehingga dengan leluasanya mulut Om Lamhok bisa melumati bibirku yang agak basah terbuka itu. Setelah beberapa saat puas menikmati bibirku yang lembut dia mulai menggerakkan badanku naik turun.

“Hmm.. Jepitan memekmu sungguh nikmat sekali Shinta.. Beda dengan perempuan lain yang sering aku gagahi,“ suara Om Lamhok sayup sayup kudengar ditelingaku. Aku tak memperdulikannya lagi, saat ini badanku tengah terguncang guncang hebat oleh goyangan pinggul Om Lamhok yang semakin cepat. Terkadang Bandot ini melakukan gerakan memutar sehingga kemaluanku terasa seperti diaduk-aduk. Aku dipaksa terus mempercepat goyanganku karena merasa sudah mau keluar, makin lama gerakannya makin liar dan eranganku pun makin tak karuan menahan nikmat yang luar biasa itu. Dan ketika orgasme kedua itu sampai, aku menjerit histeris sembari mempererat pelukanku. Benar-benar dahsyat yang kuperoleh meskipun saat ini statusku sedang diperkosa. Meski pun sudah tua tapi Om Lamhok masih mampu menaklukan perempuan muda sepertiku.

Kali ini dia membalikkan badanku hingga posisi badanku menungging lalu mengarahkan kemaluannya diantara kedua belah pahaku dari belakang. Dengan sekali sentak Om Lamhok menarik pinggulku ke arahnya, sehingga kepala kemaluan tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluanku.

“Oooooouh.. Ouuuhhgh!” untuk kesekian kalinya kemaluan laki-laki tersebut menerobos masuk ke dalam liang kemaluanku dan Om Lamhok terus menekan bokongnya sehingga perutnya yang buncit itu menempel ketat pada bokong mulusku.

Selanjutnya dengan ganasnya Om Lamhok memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sembari mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan kemaluannya terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang kemaluanku yang masih rapat itu. Inilah pengalaman pertamaku dijamah oleh laki laki yang sudah sangat berpengalaman dalam bersetubuh. Meskipun berusaha bertahan aku akhirnya kewalahan juga menghadapi Om Lamhok yang ganas dan kuat itu. Bandot tua itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir satu jam ia menggoyang dan menyetubuhiku tetapi tenaganya tetap prima. Tangannya terus bergerilya merambahi lekuk-lekuk badanku.

Harus kuakui sungguh hebat lelaki seumur dia dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkali-kali, mungkin karena sebelumnya dia sudah minum obat kuat Viagra, atau entahlah. Aku tak perduli hal itu, yang penting aku sudah melunasi perjanjianku dengan menyerahkan perawanku sebagai imbalan uang yang kubutuhkan.

Aku pasrah saja ketika badanku kembali ditelentangkan Om Lamhok diatas kasur dan digumulinya lagi dengan penuh birahi. Rasanya tak ada lagi bagian badanku yang terlewatkan dari jamahannya. Bandot itu ternyata tak mau rugi sama sekali, kesempatan menyetubuhuiku itu dimanfaatkannya sebaik mungkin, Tak henti hentinya Om Lamhok melahap kedua buah dadaku yg terguncang-guncang terkena hentakan gagang kemaluannya. - Cerita Dewasa

Dengan rakus disedot-sedotnya puting buah dadaku dengan kuatnya yang kiri dan kanan bergantian, mataku terpejam-pejam dibuatnya, sungguh Om Lamhok menikmati puting buah dadaku yang baru tumbuh itu dengan bernafsu. Tak lama setelah aku mencapai orgasme berikutnya, dia mulai melenguh panjang, sodokanya makin kencang dan kedua buah dadaku diremasnya dengan brutal sampai aku terpekik. Setelah itu dia nenekan kemaluannya dalam dalam hingga gagang kemaluannya terbenam seluruhnya sampai menyentuh rahimku.

Aku berteriak kesakitan dan berusaha meronta tetapi Om Lamhok membekap bibirku dengan mulutnya sembari tangannya memeluk rapat pinggangku sehingga aku tak mampu bergerak lagi. Sembari melenguh panjang Om Lamhok menembakkan air maninya kedalam rahimku dengan deras tanpa ada perlawanan lagi dariku. Beberapa saat kemudian suasana jadi hening senyap hanya, suara napas Om Lamhok terdengar naik turun diatas badanku yang masih menyatu dengan badannya.

Aku sudah kehabisan tenaga tak mampu bergerak lagi dan kurasakan maninya menyembur nyembur hangat memenuhi rahimku, semoga saja aku tak hamil pikirku dalam hati. Beberapa saat kemudian Om Lamhok mulai bangkit dan mencabut kemaluannya dari badanku, dengan senyum kepuasan karena telah berhasil menikmati kecantikanku luar dalam. Tanganku segera bergerak selimut untuk menutupi badanku yang polos itu.

Bottom Ad [Post Page]