Saat itu usiaku baru menginjak 22 tahun, tepatnya 4 bulan sebelum aku merayakan ulang tahunku yang ke 23. Terlahir dari keluarga sederhana yang mempunyai 3 saudara kandung, lulus SMA, aku memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Meski orang tuaku memaksa dan bilang kepadaku mereka sanggup membiayai kuliahku, aku tetap bersikeras untuk tidak kuliah. Aku lebih memikirkan beban orang tuaku nanti, disaat bisnis keluarga sedang tidak stabil, bagaimana susahnya mereka membiayaiku.
Karena menganggur 2 tahun lamanya sesudah lulus SMA, membuatku merasakan kebosanan. Akhirnya, aku pun berpikir untuk meminta tolong kepada pamanku yang saat itu memiliki usaha warung internet (warnet). Singkat cerita aku pun berkerja pada pamanku sebagai operator warnet. Karena sejak sekolah aku suka bermain game online, jadi aku pastinya sudah mengerti banyak mengenai pekerjaanku saat itu.
Baca Juga : Cerita Ngentot Anak Majikan Sama Pembantunya
Suatu saat, pada sebuah game online yang sedang aku mainkan, aku berkenalan dengan seorang perempuan dalam permainan itu. Kami akhirnya sering melakukan chatting dan online bersama, membuat ada benih-benih rasa suka bertumbuh pada kami berdua. Singkat ceritanya, Dea, nama perempuan tersebut, aku minta untuk datang ke kotaku. Karena memang saat itu kami melakukan hubungan jarak jauh. Tanpa kusangka, dia menyanggupinya dan memintaku untuk menjemputnya di bandara.
Setelah meminta izin dari orang tuaku, aku pun berangkat menjemputnya dengan menyetir sendiri mobil Avanza miliki papaku. Deg-degan rasanya bertemu untuk pertama kalinya, namun aku hanya berharap yang terbaik akan terjadi. Pukul 23:15 WIB pesawat yang dia naiki pun landing, dan aku masih menunggu di depan gate. Akhirnya datanglah dia dengan membawa 2 koper besarnya. Pertama kali aku melihatnya aku benar-benar bersyukur dan ada rasa sedikit tidak percaya, dalam pikiranku berpikir, bagaimana bisa aku punya hubungan jarak jauh dengan seorang perempuan yang menurutku sempurna di mataku. Dia cantik, putih, dan memiliki badan proposional. - Cerita Sex
Tanpa kusadar dia sudah berdiri tepat di depanku, dan berkata "Mau sampe kapan bengong disitu? Bawain kek ini kopernya, cape tau." Aku tersadar dan hanya tersenyum melihat muka cemberutnya. Entah kenapa kami merasa kami sudah sangat dekat, padahal selama ini kami hanya berhubungan via telepon dan sms saja. Maklum, waktu itu hanya ada aplikasi BBM dan aku memang tidak berniat untuk membeli HP nya karena merasa tidak membutuhkannya.
Kusetir mobilku kembali ke rumahku bersama Dea. Dalam perjalanan pulang, dia tertidur di kursi depan sebelahku. Baju kemeja yang dia pakai tersingkap tepat di bagian dadanya membuatku tidak fokus untuk menyetir. BH cream yang menutupi dua bukit indah miliknya terlihat jelas di celah kemeja yang dia kenakan saat itu. Bulat dan kencang pikirku, tanpa terasa senjataku sudah tegang, namun kupikir untuk kutahan sampai rumah nanti.

"Ngapain tidur dibawah? Emang kamu pembantu ya?" katanya. Sontak membuatku terkejut.
"Terus tidur dimana lagi?" jawabku.
"Sini, sini. Ini kan ranjang gede, bagi-bagilah aku juga kecil ini kok. Muat kok berdua. Sini, tidur disini aja." Deg, hatiku berdegup kencang, gila nih cewek baru pertama kali ketemu, nggak merasa canggung apa ya pikirku. Aku pun naik kembali ke ranjangku.
"Tangannya kiri kamu siniin deh," pinta Dea.
"Buat apaan?" Betapa terkejutnya aku saat lengan kiriku diraih dan dia taruh dibawah bantalnya, dia tiduri lenganku sehingga posisiku sekarang seakan tidur memeluknya. Jantungku berdegup kencang, aku benar-benar tidak tau apa yang terjadi.
"Nyaman seperti ini, jangan ditarik sampai aku tidur ya. Makasih." ucap Dea sambil memasang muka manjanya. Aku pun tersenyum dan mengangguk. Tidak lama aku mencoba memejamkan mataku, namun tidak bisa. Hembusan nafas Dea yang kurasakan di dadaku membuatku terjaga. Aku beranikan diri dengan tangan kananku membelai rambutnya, dia bereaksi dengan bergerak sedikit. Mendapat respon positif membuat otakku menjadi, aku turunkan tanganku memegang pipinya, ke dagunya dan kuangkat sehingga wajahnya dengan mata yang masih terpejam bisa kulihat seutuhnya. - Cerita Seks
Kuberanikan diriku sekali lagi perlahan-lahan mengusap bibirnya, aku tau mungkin dia belum tidur sepenuhnya. Dengan pelan tapi pasti kuturunkan wajahku, aku coba sentuh bibirnya dengan bibirku. Setelah bersentuhan, aku kaget ketika mulut Dea terbuka dan bibir bawahku ditariknya lembut dengan bibirnya, kami berciuman hebat, bertukar air liur, dan itulah saat aku mendapatkan ciuman pertamaku. Sambil berciuman, tangan kananku kembali bermain dan kali ini gunung kembar Dea yang menjadi sasaranku.
Kupegang dan kuremas, ini pertama kalinya aku menyentuh aset wanita. Terasa kencang dan bulat. Dea kaget namun tetap tidak melepaskan pagutan bibir kami. Aku remas dengan gentle gunung kembar itu, dan kali ini Dea mendesah. Ku tatap mata sayunya, kubuka satu persatu kancing piyama yang dia kenakan saat itu, dia tidak menolak. Tinggal satu penghalangku, BH cream yang dia pakai. Aku melihatnya seakan meminta persetujuannya, Dea hanya mengangguk. Tidak membuang waktu aku cari kail penghalang di punggungnya dengan tangan kiriku. Aku tercengang melihat luar biasanya pemandangan di depan mataku. Dua buah bukit putih dengan 2 buah puting merah muda diatasnya.
Aku tarik tangan kiriku yang sedari tadi dia tindih agar aku lebih leluasa memindahkan kepalaku agar sejajar dengan dua bukit indah itu. Kuhisap langsung putingnya bergantian, sembari kadang menggigitnya secara lembut, Dea merem melek sambil mendesah.
"Ah, Tom. Terus Tom.." desah Dea. Aku hanya berharap semoga orang rumah tidak mendengar suara rintihan kenikmatan ini. Setelah puas bermain dengan payudaranya, aku tarik celana piyama Dea hingga sekarang dia hanya menggunakan celana dalam saja. Aku menanti persetujuannya, tapi kali ini aku tidak mendapatkannya. Dea bangkit dan mendorongku sehingga aku jatuh terlentang. Dia duduk di pahaku. - Cerita Dewasa
"Buka dong, masa cuma aku yang nggak pake baju?" protes Dea. Mendapatkan protes seperti itu membuatku semakin bernafsu, aku buka kaosku. Kami berciuman kembali. Bibirnya menciumi leherku, ke dadaku, dan terakhir menarik celana dan CD yang kupakai. Penisku mengacung tepat di depan wajahnya, aku hanya bisa memenjamkan mata dan mendongak keatas saat batangku itu mulai dia kocok lembut.
"Belum pernah kan? Aku aja yang servis ya?" ucapnya. Pertanyaan yang tidak mungkin aku jawab dengan kata tidak. Belum sempat aku balas, aku merasakan penisku memasuki sesuatu yang hangat dan lembab. Aku sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Aku hanya bisa melihat ke arah perutku dan menemukan kepala Dea yang naik turun mengocok penisku dengan mulutnya disana. Melayang, terbang bebas. Begini rasanya, tidak sama rasanya seperti masturbasi yang sering aku lakukan. 5 menit berselang Dea melakukan 'aktifitas' tersebut membuatku tidak bisa menahannya lagi. Kedua tanganku memegang kepala Dea dan ku maju mundurkan lebih cepat dan dalam lagi. Dea kadang tersedak, namun dia tidak protes akan perlakuanku.
Serasa akan ada yang memaksa keluar dari penisku, aku tekan dalam-dalam kepala Dea hingga hidungnya menempel dibagian perut bawahku.
"Aku mau keluar yangggg," Tepat setelah aku berkata itu, aku menyemburkan air maniku tepat langsung di tenggorokan Dea. Entah berapa kendutan yang aku rasakan, Dea dengan terpaksa menelan semuanya karena kesulitan bernapas, kepalanya masih tetap kupegang agar dia tidak menariknya. Setelah puas, perlahan aku kendurkan peganganku di kepalanya. Ntah apa yang Dea pikirkan, dia tidak protes sama sekali dengan apa yang baru saja aku lakukan, dia malah mencopot celana dalamnya dan mengambil posisi berjongkok tepat di penisku yang masih mengacung.
"Emang kamu aja yang mau enak? Aku juga mau dong. Diem aja ya, kayak tadi aku bilang, kali ini aku yang servis." Lagi-lagi, penisku masuk ke dalam sesuatu yang hangat dan lembab, namun kali ini lebih sempit.
"Ohhhh," aku berteriak pelan saat pertama kali penisku menerobos masuk ke vagina Dea. Ini benar-benar pertama kalinya aku bermain dengan 'barang' perempuan. Kedua tangan Dea ditaruhnya di dadaku, dengan begitu dia lebih leluasa naik turun memompa badannya. Penisku terasa nikmat sekali, seperti dipijit-pijit. Kurang lebih 10 menit dalam posisi Women On Top, akhirnya Dea melenguh panjang, dan menjatuhkan badannya di dadaku. Aku yang merasa masih sanggup 'bermain' pun bangun dari tidurku, sambil duduk, kupanggu Dea. Aku gerakan pinggul dan pantatku naik turun, Dea hanya diam sambil memelukku erat dan mendesah.
"Ohhhh, Thom, ahhhh ahhhh ahhhh.." Dea terus berkata dan sesekali menjambak rambutku, kadang menggigit pundakku juga. Aku balas dengan beberapa kali menampar pantat seksinya sambil terus pinggang dan pantatku memompanya naik turun. Sensasi luar biasa yang baru kali itu aku rasakan selama 22 tahun aku hidup. Cukup lama aku memompa, aku ganti posisiku. Aku putar posisiku, aku rebahkan Dea di ranjang, sementara aku dalam posisi jongkok, dengan tumit kakiku sebagai bangkuku. Tanpa melepaskan penisku, aku pompa Dea. Pantatku bergerak maju mundur, Dea hanya bisa pasrah menikmati permainanku. - Cerita Bokep
Sesekali aku menunduk meremas payudara dan kembali menghisap puting tegak Dea. Keringat kami bercucuran, kadang kututup mulut Dea dengan tanganku, agar desahannya tidak terlalu keras, sebenarnya aku sudah tidak memperdulikan apapun, yang aku inginkan hanyalah ejakulasiku yang kedua. Kupompa dan terus kupompa vagina Dea.

Aku ambil tisu dan ku lap perut Dea dari sisa-sisa spermaku, aku berbaring disampingnya. Bersama kami mengatur nafas kami yang memburu tidak karuan. Aku peluk dia dalam keadaan masih sama-sama telanjang.
"I love you. Makasih, ini adalah pengalaman pertama kalinya aku bercinta dengan cewek." bisikku di telinganya.
"Waw, masa? I love you more than you know, yang. Iya sama-sama, aku akan layani kamu kapan aja kamu mau sayang, karena kamu saat ini adalah lelakiku." ucap Dea.
Aku tidak tau lagi harus berkata apa, aku hanya tersenyum puas dan kamipun tertidur pulas malam itu. Aku mengenalkan Dea kepada orang tuaku pagi harinya, syukurnya mereka bisa menerima Dea dengan senang hati. Aku benar-benar bersyukur untuk hal itu. Namun semua itu saat ini sudah berakhir, karena berbeda paham aku dan Dea akhirnya memutuskan untuk berpisah. Aku harap kamu membaca cerita ini dan ketahuilah, aku tidak pernah menyesal bertemu denganmu, My Lovely Dea.