DUNIA SEX 69

Cerita Sex Terpopuler

Full width home advertisement

MEJAQQ.COM AGEN JUDI POKER DOMINOQQ BANDARQ ONLINE TERBESAR DI ASIA MEJAQQ
Rp.20.000

Post Page Advertisement [Top]


DUNIA SEX 69 - Kisah ini kisah nyataku, seorang mahasiswa universitas swasta di daerah Dago, Bandung. Aku mempunyai adik kelas yang merupakan anak jurusan akuntansi. Awalnya hubunganku dengannya biasa saja, sampai aku membeli handphone Blackberry dan ku add PIN dia. Akhirnya aku pun sering curhat masalah pacarku kepadanya.

Sebut saja nama adik kelasku ini Agnes. Jujur saja aku merasakan nafsu yang sangat besar setiap kali aku melihatnya di kampus. Melihat cara dia berpakaian, benar-benar membuatku suka berpikiran kotor. Dia selalu memakai kaos casual yang ketat yang memamerkan bentuk tubuhnya yang proposional, indah luar biasa. Dan sikapnya yang tidak jaim membuatku makin suka kepadanya, dia tidak protes atau marah ketika dengan sengaja aku menyentuhnya.

Suatu malam, aku BBMan dengan Agnes. Hal-hal yang biasa kulakukan. curhat mengenai apapun yang bisa aku ceritakan. Dan ternyata malam itu aku baru tau jika dia baru saja putus sama pacarnya, - Cerita Bokep

“Bang, gue baru putus ama cowok gue,” kata dia. Kemudian aku dengan bijaksananya memberikan nasihat agar dia bisa sabar dan lebih tabah. Muncul ide iseng yang ingin aku tanyakan dengan Agnes.
“Nes, tapi lu nggak pernah ngapa-ngapain kan sama cowok lu?” ketikku iseng.
“Maksudnya bang?” balasnya. Wah, pura-pura polos ini anak pikirku. Aku langsung saja tanpa basa basi mengutarakan apa maksudku.
“Yaaaa, kaya anak muda pacaran lah gimana, Nes. Masa lu nggak tau sih?” ketikku.

Akhirnya Agnes pun mengakui dan menjelaskan sejauh mana hubungan dia dengan mantannya yang baru saja putus itu. Ternyata Agnes sering melakukan petting dengan mantannya itu. Mantannya selalu minta Agnes untuk melakukan oral seks. Pikiran nakalku mulai bermain dalam otakku, berarti dia cewek nakal yang tidak tabu dengan yang namanya seks pikirku. Akhirnya aku beranikan diri untuk lebih bertanya lebih detail.

Baca Juga : Aku Jadi Budak Seks Tante Ratna

Hari Selasa pagi. Waktu itu Agnes sedang ada kuliah di gedung K lt.5, aku chat kepadanya mengabari bahwa aku sudah putus dengan pacarku, sama sepertinya. Padahal itu semua bohong, dan cuma akal bulusku untuk memuluskan rencana yang sudah aku susun. Syukur pacarku masih melakukan PKL di luar kota, jadi untuk sementara aku bebas.

Singkat cerita aku mengajak dia nonton, dengan alasan untuk menghibur hatiku yang sedang diselimuti rasa sedih. Hehe. Ketika menonton aku pun curi-curi lihat belahan payudaranya, maklum dia pake baju yang agak keliatan belahannya. Kalau aku tidak salah ingat, Agnes saat itu memakai baju putih ketat banget seperti biasanya, dengan BH berwarna hitam dan memakai cardigan berwarna abu-abu. 

Selesai nonton aku berniat mau langsung pulang, namun sesampai di mobil, masih di area parkiran basement, dia pun curhat tentang dia sama mantannya. Sejujurnya aku berpikir tak peduli tentang apapun curhatannya, aku hanya berpikir bagaimana caraku menikmati tubuhnya malam ini. Dia pun curhat dengan menyenderkan kepalanya di bahuku. Dan si 'junior' sudah mulai berdiri.

Aku pun melupakan suatu hal, bahwa biasanya di parkiran basement sebuah mall, banyak satpam yang suka mondar mandir mengecek keamanan sekitar. Takut dikira aneh-aneh dan mendapatkan teguran, aku pun bilang ke Agnes untuk segera pulang. Aku pun pergi dari mall itu. Dari mulai keluar mall sampai masuk tol Agnes terus menyenderkan kepalanya ke bahuku.

“Nggak papa kan Do gue pinjem bahu lu dulu? Nggak ada yang marah kan?” tanyanya.
“Nggak papa lah Nes, gue juga kan udah putus tadi siang ama cewek gue, lupa ya lu?” jawabku. Agnes terus curhat, dan aku pun terkadang melakukannya juga. Kami seperti berkeluh kesah atas kejadian yang menimpa kami, bedanya aku hanya berakting saja. Sambil curhat, aku ambil kesempatan untuk colong-colong memegang tangannya dan membelai rambut indah dan wanginya.

Dan akhirnya kami pun tiba di depan rumahnya, salah satu komplek terbesar dan terelit lah di daerah Bandung. Komplek tempat tinggal Agnes merupakan komplek yang memang besar sekali dan sepi tentunya. Biasalah, perumahan orang kaya pasti sibuk dengan urusannya masing-masing, jadi para tetangga jarang bergaul satu sama lain, dan lagi satpamnya juga tidak melakukan sweeping keamanan.

“Bang, makasih ya bang lu mau dengerin semua cerita gue. Bang, gue boleh peluk lu nggak bang?” tanya Agnes . Aku nggak bisa berkata apa-apa, dalam pikirku jangankan dipeluk, di perkosa pun sama Agnes saat itu aku tidak akan menolak.

Aku menurutinya dan kami pun berpelukan. Karena pikiran kotor tentang chat kami kemarin selalu membayangiku, aku nekat untuk mencoba mencium bibir nya. Jantungku benar-benar berdegup kencang, takut Agnes bukan tipe perempuan yang aku bayangkan. Namun untungnya gayung bersambut, Agnes merespon dan melayani ciuman ku. Cukup lama kami berciuman, bermain lidah, saling mengulum dan bertukar air liur. Ciuman kami saat itu lebih ke arah nafsu, sehingga membuatnya terkesan liar. - Cerita Dewasa

Sebagai lelaki, insting untuk membahagiakan lawan jenis yang sedang 'bermain' dengan kita tidak bisa dihindari. Tangan kananku secara tidak sadar meraba payudara Agnes yang kencang dan menantang. Namun untuk kali ini dia tidak merespon, dia hanya diam saja tanpa menikmati apa yang aku lakukan pada tubuhnya. Aku ragu untuk melanjutkan ke arah yang lebih jauh.

“Nggak papa kan Nes?” tanyaku.
“Nggak papa bang, santai aja,” kata Agnes.

Mungkin begini sikap cewek ketika mereka habis putus, masih labil. Akan aku coba menghiburnya pikirku. Tapi dengan caraku sendiri hehe. Aku taruh kembali tanganku ke payudaranya, kuusapkan dengan lembut, dan mulai aku menjilati leher dan kuping Agnes.

“Ahhhh bangggg,” desah Agnes. Berhasil.
“Nes, gue buka ya?” tanyaku. Agnes tidak menjawab, dia hanya merespon dengan mengganggukan kepalanya tanda setuju sambil masih mendesah.




Aku buka cardigan dia, dan kaos nya, terbukalah pemandangan terindah yang pernah aku lihat seumur hidupku. Payudara Agnes yang putih, mulus dan bulat yang masih dibalut BH berwarna hitam. Tanpa basa basi, aku menuju payudaranya, ketika akan aku eksekusi, tiba-tiba Agnes berkata kepadaku.

“Bang, tapi jangan bilang siapa-siapa ya bang?”
“Santai Nes, ah udah gila apa gue bilang-bilang juga.” jawabku meyakinkannya.

Aku buka BH hitamnya, terpampanglah puncak kecil yang sedaritadi bersembunyi. Aku jilati puting merah muda Agnes yang sudah keras. sesekali aku gigit sambil aku melihat muka Agnes yang merem melek akibat perbuatanku. Aku semakin horny melihatnya.

“Ahhhh bangggg, pelan pelannnn bangggg,” desah Agnes.

Agnes yang pasif membuatku sedikit kesal. Aku menarik tangannya ke selangkanganku. Agnes pun mengerti dan mulai mengelus penisku yang siap tempur itu. Merasa tidak tahan dengan 'servis' yang aku berikan, secara otomatis membuat Agnes dengan kedua tangannya mulai membuka resleting celana jeansku. Ditariknya keluar penisku yang mengacung oleh Agnes. Ekspresinya sempat terkaget melihat ukuran penisku, aku tau dia berpikir ukurannya lebih besar dan panjang dari mantannya dulu, tapi tentunya dia tidak akan menceritakan tentang itu kepadaku.

“Nes, kocokin Nes,” pintaku. - Cerita Seks

Tanpa menerima balasan apapun dari mulut Agnes, penisku sudah dikocokinya. aku mulai mendesah keenakkan. Mendapatkan kocokan seperti itu tidak lantas membuat aku terdiam. jari-jari tangan kiriku mulai bergentayangan di daerah pantat Agnes, karena saat itu dia memakai baju kecil, jadi waktu dia kocokin penisku, bajunya terangkat dan keliatan belahan pantatnya.

Permainan Agnes tidak selesai sampai disitu ternyata, setelah beberapa saat lalu Agnes pasif, kali ini tidak. Tanpa aku meminta, Agnes mulai mendekatkan mulutnya ke kepala penisku. Dalam hitungan sekian detik, sudah setengah penisku masuk ke dalam mulutnya yang hangat dan lembab itu. Gantian aku yang merasakan sensasi yang sangat nikmat hingga membuatku merem-melek.

“Ahhhh terus Nes, ahhhh ergggghhhh,” desahku tak tertahan.

Sekitar 5 menit mendapatkan perlakukan dari mulut Agnes, rasanya aku ingin segera orgasme.

“Nes, gue mau keluar Nes,” racauku.
“Ya udah bang, keluarin lah, siapa juga yang larang. Tapi jangan lama-lama ya, nggak enak di depan rumah,” katanya. Agnes menghentikan blowjob-nya namun tetap mengocok penisku. Aku yang tidak mau mendapat ending seperti ini, mencium bibir Agnes dan memegang kepalanya dengan kedua tanganku. Ku tuntun kepalanya untuk kembali memberikan oral seks kepadaku.

Aku gerakkan kepalanya naik dan turun dengan irama sesuai kemauanku. Terkadang pantatku juga bergerak berlawanan dengan gerakan kepala Agnes, membuat penisku secara maksimal masuk ke mulut Agnes hingga menembus tenggorokannya. Agnes beberapa kali tersedak, namun aku tidak memperdulikannya, dalam pikiranku, andai ini moment terakhir aku melakukannya, aku akan lakukan semauku, karena belum tentu kejadian seperti itu terulang kembali. Tidak beberapa lama, aku pun merasa tidak sanggup untuk menahannya lagi.

Aku keluarkan semua spermaku ke mulut Agnes. Agnes sempat berontak ketika pertama kali spermaku tumpah, mungkin karena rasanya yang katanya tidak enak, namun karena aku yang memegang kendali, hal itu tentu tidak aku biarkan begitu saja. Aku tekan dan tahan kepalanya hingga beberapa kedutan dari penisku menghilang. Entah berapa kedutan yang aku rasakan, namun yang aku ingat saat itu sudah sekitar 2 minggu aku tidak mengeluarkannya. Semua karena pacarku memang sedang di luar kota dan aku malas melakukan masturbasi.

Agnes mengangkat kepalanya yang sudah aku bebaskan, dan dengan cepat dia membuka pintu mobil dan membuang air maniku yang ada di mulutnya di jalan. Aku berpikir, gila juga ini cewek, jika sampai ada yang lihat bagaimana nasib kami berdua. Selagi dia membuang air maniku, aku memasukan kembali penisku yang sudah mulai menciut, dan aku restletingkan kembali celana jeansku.

“Nes, sorry ya, nggak papa kan?” tanyaku.
“Nggak papa bang, ya elah santai aja kali bang, gue juga ga nolak kan? Lagian udah biasa begitu mah,” kata Agnes.
“Tapi tadi lu ada bilang nggak enak di depan rumah, berarti kalo di tempat lain boleh dong nih?” tanyaku iseng.
“Hahaha, ya udah bang, thank you bang ya,” Agnes berusaha tidak menjawab pertanyaanku dan mulai mengalihkan topik. - Cerita Sex

Setelah itu Agnes pun turun dari mobilku dan beranjak masuk ke rumahnya, aku menunggu dia hingga masuk ke dalam rumah, baru aku putar balik mobilku dan melaju ke arah pulang ke rumahku. Senang sekali rasanya malam itu, aku hanya berharap aku bisa mengulangi kejadian itu lagi bersama Agnes, namun bisa lebih jauh tidak sekedar hanya petting.

Bottom Ad [Post Page]